Umat Islam yang bernaung di bawah Front Pembela Islam (FPI) dan GNPF-MUI akan menggelar unjuk rasa di depan Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan (Senin, 16/1).
Mereka menuntut pencopotan Kepala Polda Jawa Barat Irjen Anton Charliyan dari jabatannya. Pasalnya, Kapolda Jabar dinilai telah melindungi premanisme, mengkriminalisasi ulama, mengadu domba rakyat, dan merusak NKRI.
Sebelum menjalankan aksi “Panggilan Jihad Aksi 161 Bersama Habaib dan Ulama” ini, mereka akan kumpul di Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru pukul 08.00 Wib.
Setelah melaksanakan shalat dhuha baru kemudian longmarch menuju Mabes Polri sekitar pukul 09.00 Wib. Unjuk rasa ini buntut aksi premanisme dan penyerangan yang dilakukan anggota GMBI terhadap para ulama dan anggota FPI di dekat Mapolda Jabar, Bandung, pada Kamis lalu (12/1). Kapolda Jabar Irjen Pol Anton Ketua Dewan Pembina GMBI.
Irjen Anton sendiri mengakui dirinya sebagai Ketua Dewan Pembina GMBI. Tujuannya, untuk membina GMBI agar beradab. Namun di lapangan ternyata beda.
Soal keributan, dia menepis hal itu dipicu oleh LSM yang dibinanya tersebut. “Jadi tidak ada anggota GMBI yang melakukan kekerasan atau terlibat keributan dengan mereka (FPI, red),” tegasnya, walau di loksi banyak saksi mata, rekaman video, dan foto yang jelas-jelas memperlihatkan anggota GMBI yang melakukan aksi premanisme. Malah dia menuding jika keributan berawal dari penganiayaan yang dilakukan oknum anggota FPI terhadap anggota sebuah ormas. Tudingan ini tidak ada saksi mata atau foto sama sekali. Lalu ormas yang saat itu belum diketahui identitasnya tersebut melihat oknum FPI itu di rumah makan Ampera. Akhirnya terjadi keributan.
“Hanya gelut (berkelahi) begitu saja. Enggak ada penusukan. Tidak ada satupun santri menjadi korban penusukan, apalagi dibunuh. Jadi ini harus diluruskan,” kilahnya. Percaya? (kl/rmol)
loading...