Inikah Sosok yang Halangi SBY Bertemu Jokowi?


Keinginan bertemu itu dilontarkan mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono kemarin sore di depan para wartawan.

Jika satu hari bisa bertemu Presiden Joko Widodo, dia mengatakan ingin 'blak-blakan' dan mengklarifikasi berbagai isu termasuk dugaan makar dan aksi 411.

Tapi ada satu hal yang menjadi pertanyaan. Dalam konferensi pers, SBY mengatakan ada pihak-pihak yang menghalangi mereka bertemu. Siapa?

SBY tidak memberi cukup informasi tentang orang-orang yang dimaksud. Dia hanya menyebut dari sejumlah informasi dia mengetahui bahwa Jokowi ingin bertemu, tetapi "dilarang oleh dua hingga tiga orang di sekeliling beliau."

Tak lama berselang, Sekretaris Kabinet Pramono Anung membantah bahwa ada pihak yang menghalangi pertemuan SBY dan Jokowi.

"Tentunya kalau beliau memang menginginkan untuk bertemu dengan Presiden dan ada permintaan, nanti akan kami komunikasikan kepada Presiden Jokowi," kata Pramono kepada wartawan, Rabu (1/2) petang.

Semua pihak yang ingin bertemu dengan presiden, lanjut Pramono, akan disampaikan oleh mensesneg atau seskab kepada presiden.

'Istana tidak punya kepentingan bertemu'

Pengamat politik dari Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti mengatakan pernyataan SBY tentang 'orang yang menghalang-halangi' adalah pernyataan yang sangat tidak menarik.

"Apa pentingnya itu buat bangsa?" katanya. "Bukan level seorang mantan presidenlah bercerita seperti itu pada publik. Perkara dia mau cerita dengan satu dua orang tentang itu bolehlah, tapi untuk publik? Ini mantan presiden loh 10 tahun."

Menurut Ray, jika pihak Istana merasa ada sesuatu yang penting, mereka akan siap bertemu dengan SBY.

"(Tapi) sampai sejauh ini mungkin Istana merasa tidak ada sesuatu (yang genting). Sehingga dengan sendirinya pihak Istana memberi jawaban bahwa mereka tidak dalam posisi mencurigai Pak SBY berada di belakang peristiwa belakangan ini."

Harus dijelaskan dulu siapa yang menyebut SBY menjadi dalang berbagai peristiwa, kata Ray, karena kalau Istana tidak merasa menuduh, pertemuan itu tidak perlu terjadi.

"Siapa sih yang mengait-kaitkan SBY dengan peristiwa belakangan ini? Kalau Istana merasa tidak, apa perlunya dijelaskan ke Istana? Carilah sumbernya, siapa yang menghubung-hubungkan dan jelaskan pada orang itu."

Jadi siapa?

Sementara itu pengamat politik LIPI Syamsudin Haris mengatakan pertemuan SBY dan Jokowi seperti layaknya pertemuan tokoh politik lain adalah hal penting.

"Pemimpin bangsa saling bertemu ini penting untuk menciptakan situasi politik yang kondusif apalagi menjelang pilkada serentak beberapa hari ke depan," katanya.

Tidak jelas siapa dua, tiga orang penghalang yang dimaksud SBY, namun Syamsudin menduga Megawati punya peran dalam hubungan kaku antara Jokowi dan SBY itu.

"SBY jelas ingin bertemu. Dan saya menduga kuat Jokowi juga ingin bertemu, tapi kendalanya selalu pada posisi Ibu Megawati sebagai pengusung Pak Jokowi. Ibu Megawati sendiri kita tahu tidak punya komunikasi yang baik dengan SBY sejak 10 tahun lebih yang lalu malah."

"Kalau saja dalam tanda petik ada semacam restu dari Megawati, pertemuan akan berlangsung. Hingga saat ini saya menduga restu Megawati itu belum didapat. Dengan demikian saya berkesimpulan bahwa dalam hal pertemuan dengan SBY, Jokowi belum bisa independen," sambung Syamsudin. (*)

Sumber: BBC Indonesia
loading...

Subscribe to receive free email updates: